Menolak Judi Bola Karena Nggak Tahu Cara Mainnya

Judi Bola dan Cara Mainnya Dalam Taruhan – Euro 2020 sudah setengah berakhir. Meski berlangsung dalam situasi pandemi, euforia Euro 2020 tetap tinggi. Berbagai macam acara terus digelar mulai dari screening grup hingga. Acara terkait Euro 2020 yang tentunya memerlukan protokol kesehatan yang lebih ketat.

Seperti biasa, euforia Euro 2020 juga mengingatkan tradisi yang selalu hadir di setiap kejuaraan sepak bola seperti ini. Ya, taruhan sepak bola. Seperti yang kita ketahui, Taruhan Sepak Bola sulit dipisahkan dari sepak bola. Apa pun pertandingannya, mulai dari liga lokal, liga luar negeri, hingga Piala Eropa dan Piala Dunia, Anda juga bisa bertaruh.

Kita tidak bicara soal mafia game yang mencurangi permainan, karena itu urusan satgas mafia dan pihak berwajib. Saya tidak berani. Mari kita bicara tentang taruhan sepak bola oleh orang-orang yang taruhannya tidak terlalu tinggi. Dapat dikatakan bahwa dari seratus persen penonton sepak bola.

Judi Bola Nggak Tahu Mainnya

Empat puluh hingga lima puluh persen (mungkin lebih) sudah atau masih bertaruh pada sepak bola. Dari hasil akhir hingga permainan dengan aturan yang rumit. Itu semua Voor, saya tidak tahu apa maksudnya. Ada juga yang bertaruh pada hal lain selain hasil akhir dan skor. Anda bertaruh pada tim mana yang akan mendapat lemparan ke dalam pertama.

Pelanggaran pertama, kartu kuning pertama, dan tendangan sudut pertama. Sebenarnya aneh. Secara pribadi, saya bisa berusia antara empat puluh dan lima puluh persen. Ya, saya terlibat dalam taruhan sepak bola. Saat aku masih SD dan SMP, setiap kali ada Piala Dunia, Piala Eropa atau Liga Champions (UCL), aku akan buru-buru mencari teman yang ingin aku ajak bermain.

Begini Cara Aturan Mainnya Taruhan Judi Bola

Tapi ya, tidak setiap pertandingan, hanya pertandingan penting (biasanya semifinal dan final) atau saat tim favorit saya – Chelsea FC atau tim nasional Jerman – bermain. Nominalnya kecil, biasanya hanya lima ribu rupee. Nah, standar uang jajan anak sekolah waktu itu laaah. Namun kebiasaan berjudi bola saya berhenti ketika saya masih kuliah.

Tepatnya setelah Piala Dunia 2010 yang juga merupakan taruhan bola terakhir saya. Pada pertandingan antara Inggris dan Jerman, saya bertaruh dengan seorang teman yang lebih menyukai Inggris. Dengan nilai nominal lima ribu rupee. Tentu saja kami hanya bertaruh pada hasil akhir, tanpa ada cacat apapun, yakni kemenangan 4-1 Jerman melawan Inggris di laga kontroversial.

Jadi saya menerima lima ribu rupee dari teman saya. Lumayan kan, jaman itu, dengan lima ribu sudah bisa makan seporsi bakso dan mengenyangkan. Selanjutnya, saya belajar bahwa taruhan sepak bola lebih dari sekadar hasil akhir. Ada beberapa aturan yang saya tidak mengerti sama sekali.

Teman-teman terkadang mengajariku aturan permainan seperti ini, tapi aku tidak pernah memahaminya. Iya benar, saya ingin bermain dan bersenang-senang, jika beruntung saya bisa memenangkan sejumlah uang. Kok malah disuruh menghitung handicap dari skor bla bla bla. Aku ingin bersenang-senang, tapi aku masih memikirkannya.

Sejak itu saya memutuskan untuk pensiun dari dunia taruhan sepak bola. Bukan karena haram atau apa (saya tidak peduli), tapi karena saya terlalu malas menghitung cacat ini atau itu. Saya sama sekali tidak memahami peraturan ini. Selain itu, saya juga menyadari bahwa saya tidak lagi mempunyai cukup uang untuk bermain taruhan sepak bola.

Untungnya saya bukan pecandu sepak bola. Jadi, tidak ada rasa pensiun ketika tidak lagi Bermain Taruhan Bola. Apalagi jika Anda sudah miskin, Anda akan tergoda untuk kecanduan taruhan sepak bola. pantatku!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *